‘Kecelakaan Sejarah’: Barus Titik Nol Islam Nusantara

Banda Aceh | Penetapan barus sebagai titik nol Islam Nusantara oleh Presiden Indonesia Joko Widodo sangat disayangkan. Dimana puluhan tahun sudah diadakan penelitian dan seminar-seminar yang menyatakan bahwa wilayah Aceh-lah sebagai titik nol masuknya Islam ke Nusantara. Namun langkah tersebut menandakan Jokowi tidak paham tentang sejarah. Langkah ini pula dipandang sarat dengan kepentingan dan mengandung nilai-nilai politis. Latar belakang inilah yang kemudian menjadi pemicu untuk diadakan seminar Internasional ‘Masuknya Islam Ke Nusantar’ Oleh Dinas Syariat Islan Bekerja sama dengan UIN Ar-Raniry.

Sebenarnya, pembahasan ini telah di bahas dalam acara diskusi oleh Lembaga Seuramoe Budaya dan seminar oleh UIN Ar-Raniry. Namun tujuan diadakan acara ini semata-mata untuk kembali mempertegas bahwa bukanlah barus (salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara) sebagai titik nol Islam Nusantara melainkan di Aceh.

Acara berlangsung selama 2 hari yang dimulai dari Selasa, 05-06 Desember 2017 di Aula Asrama Haji Banda Aceh. Acara ini diisi oleh narasumber berskala internasional seperti; Prof Dr Oman Fathurrahaman, MA, Dr Phill Ichwan Azari, MA, Prof Dr. Farid Wajidi Ibrahim MA., dan Dr.Tgk. H. Ajidar Matsyah, Lc., MA. Turut hadir pula kepala Dinas Syariat Islam, Dr. Munawar A Djalil, MA sebagai keynote Speaker. Selain itu ratusan peserta hadir dalam acara ini, kondisi forum berlangsung dengan sangat antusias sampai acara selesai.

Dalam hal ini Ajidar Matsyah mengatakan bahwa penetapan Barus sebagai titik Nol Islam Nusantara merupakan kecelakan sejarah dan tidak dilalui oleh serangkaian proses akademik yang mencukupi. Oleh karena itu, Ajidar mengharapkan kepada pemda agar mengembalikan dan membangun kembali titik Nol Islam Nusantara yang berada di peurlak. Lanjutnya, menjadi penting pula untuk memasukan tentang sejarah masuknya islam nusantara kedalam kurikulum Nasiona agar kebenaran tetaplah menjadi suatu kebenaran.

Harapan yang di utarakan Di akhir penyampaian materi oleh Ajidar bahwa kegiatan seminar Internasioal ini diharapkan mampu untuk mendorong lahirnya suatu rekomendasi untuk kemudian disampaikan kepad Pemerintah RI supaya mengembali titik Nol Islam Nusantara ke Aceh.

Pilih berbagi informasi